12.10.2008

SUFI


KAUM SUFI DAN KUBURAN

Seseorang bertanya:
Dikalangan kami ada diantara pemuka-pemuka sufi yang kerjanya membuat kubah dan bangunan diatas kuburan. orang-oarng meyakini keshalihan dan keberkahan kepada mereka. kalau hal ini tidak disyari'atkan, maka tolonglah mereka dinasehati, karena mereka adalah panutan ditengah-tengah masyarakat.

Syekh Abdul Aziz bin Baz menjawab :
Nasehat saya kepada mereka para ulama sufi dan ulama lainnya, hendaklah mereka berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah dan mengajarkannya kepada manusia, dan tidak mengikuti amalan generasi sebelumnya yang bertentangan denagn Al-Qura,an dan Sunnah. Agama ini tidak berdasarkan taqlid buta kepada para Syekh dan selain mereka, tetapi agama ini berdasarkan kepada Al-Qur,an dan Sunnah Rasulullah, serta kesepakatan ijma para ulama pada masa sahabat, tabiin dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka. Begitulah agama diamalkan, bukan berdasarkan taklid buta kepada Zaid dan amru...

Hadits yang shahih dari rasulullah, menunjukan bahwa tidak boleh membangun, membuat masjid dan kubah diatas kuburan, atau bangunan apapun. semua itu hukumnya adalah haram, berdasarkan nash dari rasulullah. Dalam Shahih Bukhari dan muslim dari 'Aisayah, Rasulullah saw bersabda:
"Allah telah melaknat kaum yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid"
'Aisyah berkata, dalam hadits ini Rasulullah memperingatkan agar menghindari perbuatan mereka.

Dan diriwayatkan dari Ummu Salamah dan Ummu Habibah, bahwa mereka menceritakan kepada Rasulullah perihal gereja berikut lukisan-lukisan yang ada didalamnya, yang pernah mereka lihat di habasyah, kemudian Rasulullah bersabda:
"Mereka itu apabila salah seorang yang shaleh diantara mereka meninggal, mereka bangun diatas kuburannya sebuah masjid dan mereka buat lukisan-lukisan tadi, mereka itulah sejelek-jelek makhluk disisi Allah".

Rasulullah telah mengabarkan, bahwa orang yang membangun mesjid diatas kuburan itu adalah sejelek-jelek makhluk. Demikian pula yang membuat lukisan simayit diatas kuburannya, karena hal itu merupakan faktor pemicu perbuatan syirik. Karena masyarakat, ketika melihat ada masjid dan kubah-kubah diatas kuburan, otomatis mereka akan mengkultuskan dan mengaung-agungkan simayit, meminta pertolongan padanya, bernadzar serta mohon bantuan kepadanya.
Ini merupakan syirik akbar.
Dalam hadits jundup bin Abdillah al Bajali, yang diwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya, Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya allah telah menjadikanku sebagai kekasihNya, sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya. seandainya aku boleh menjadikan salah satu umatku sebagai kekasihku, niscaya aku jadikan abu bakar sebagai kekasihku. Ingat !Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shalih diantara mereka sebagai masjid. Ingat ! janganlah kamu menjadikan kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kamu sekalian dari hal demikian".
Hadits ini menunjukkan keistimewaan Abu Bakar Siddik, beliau adalah sahabat yang paling mulia dan baik, sehingga kalaulah dibolehkan Rasulullah mengambil seorang khalil(kekasih), niscaya dia akan ambil Abu Bakar sebagai khalilnya. Tetapi Allah melarangnya dari demikian, agar cintanya hanya semata-mata tertuju kepada Allah, karena khalil itu adalah tingkatan cinta dan kasih yang paling tinggi.
Hadits ini juga menunjukkan haramnya membangun dan membuat mesjid diatas kuburan, serta mencela orang yang melakukannya dalam tiga bagian :
Pertama:
Mencela orang yang melakukannya.
Kedua:
Sabda beliau' Maka janganlah kamu menjadikan kuburan sebagai masjid.
Ketiga:
Sabda beliau, Sesungguhnya akau melarang kamu sekalian berbuat demikian.

Hikmah dari larangan tersebut sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, agar hal itu tidak menjadi jalan yang akan membuat seseorang terjebak keperbuatan syirik akbar, seperti menyembah kepada para penghuni kubur, berdo'a, bernadzar, beristighatsah, berkorban, memohon bantuan dan pertolongan kepada mereka yang telah mati, sebagaimana yang terjadi pada kuburan Badawi, Hissi, Siti Nafisah, Zainab dan kuburan lainnya diMesir. Begitu juga yang terjadi pada banyak kuburan yang ada di Sudan dan negara-negara Islam lainnya. Dan hal ini juga terjadi pada kuburan Nabi yang ada di Madinah, kuburan Baqi', kuburan Khadijah dan kuburan lainnya, seperti yang dilakukan oleh sebagian jamaah haji yang jahil. Maka mereka itu butuh sekali kepada bimbingan dan arahan yang benar dari para ulama. dan mereka itu ulama sufi dan ulama syariah secara umum wajib takut kepada Allah dan menasehati manusia, dan mengajarkan agama kepada mereka serta mengingatkan agar mereka tidak membangun diatas kubur, atau membuat masjid atau kubah diatasnya serta bangunan-bangunan lainnya. begitu juga melarang mereka berdo'a dan memohon pertolongan kepada orang-orang yang telah mati. Karena do'a adalah ibadah yang hanya boleh dihadapkan kepada Allah semata,
Allah berfirman:
"Janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa'at dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat yang demikian itu , sesungguhnya kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim".(QS.Yunus:106)
Rasulullah bersabda:
"Doa itu ibadah".
"Apabila kamu memohon, maka mohnlah kepada Allah, apabila kamu minta pertolongan maka minta pertolonganlah kepada Allah">

Seseorang yang telah meninggal telah putus amalannya dari manusia lain, maka dia sangat butuh sekali untuk dido'akan dan dimohonkan keampunan dan rahmat baginya, bukan justeru berdo'a kepadanya selain Allah.

Bagaimana bisa berdo'a kepadanya selain Allah ? Begitu pula berhala, kayu, batu, bulan, matahari dan bintang-bintang, tidak boleh sama sekali berdo'a dan memohon pertolongan kepada semua itu. Demikian pula kepada penghuni kubur, sekalipun mereka adalah para nabi, atau orang-orang yang shaleh. Begitu pula para malaikat dan jin, tidak boleh berdo'a kepada mereka disamping berdoa kepada Allah.
Disini Allah menghukum kafir siapa saja yang menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai tuhan-tuhan tempat berdo'a dan mohon pertolongan. Padahal allah sama sekali tidak memerintahkan mereka berbuat demikian.
Dalam Shahih Bukhari Muslim dari Jabir, beliau berkata :
"Rasulullah melarang mengapur, mengecat kuburan, duduk dan membangun diatasnya".
Hal ini dilarang, dikarenakan ia membawa kepada syirik. Membangun diatas kuburan, mengapur, mengecat, memberi kelambu dan mendirikan kubah diatasnya, semua ini merupakan sarana yang membawa kepada pengagungan, pengkultusan serta berdo,a kepada penghuninya. Adapun duduk diatas kuburan tidak dibolehkan, karena kuburan itu terhormat tidak boleh dihinakan. Oleh karena itu, tidak boleh duduk, buang sampah, buang air kecil dan buang air besar diatasnya, begitu juga bersandar kepadanya dan menginjaknya. semua ini dilarang demi menghormati mayat seorang muslim.
Seorang muslim itu terhormat dimasa hidupnya dan juga setelah matinya.Dengan demikian seorang mukmin tahu bahwa syariat islam adalah syariat yang adil, tidak membolehkan berbuat syirik dan juga tidak boleh menyakiti dan menghina.

Kebanyakan pelaku syirik, samar bagi mereka masalah-masalah ini. Padahal permasalahannya jelas sekali, tidak samar kecuali bagi orang-orang yang benar-benar jahil.
Maka sekali lagi, hendaklah para ulama senantiasa bertaqwa kepada Allah dimana saja mereka berada, dan hendaklah mereka menasehati manusia dan mengajarkan syariat Allah kepada mereka, tanpa basa basi dan tanpa memilah-milah, baik penguasa, orang kecil ataupun pejabat. Semua mereka diingatkan dengan perkara-perkara yang diharamkan Allah dan dibimbing kepada syariat Allah. Inilah kewajiban para ulama diamana saja mereka berada.
Kami mohon hidayah Allah bagi semua tiada daya dan upaya melainkan dengan ijin Allah.

www.bentengtauhid.blogspot.com

Tidak ada komentar: